Jejak Kematian di Seleksi Pasukan Khusus Inggris SAS, Selain Navy Seal

Kematian calon anggota pasukan khusus Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat menjadi sorotan publik saat ini.

Kyle Mullen meninggal usai mengikuti pendidikan dan latihan dasar (Diklat) di fase Hell Week Navy Seal. Sebelum insiden ini, pasukan elite Special Air Services (SAS) Inggris juga pernah mengalami insiden pada seleksi latihan yang menyebabkan calon anggota tewas.

Menurut keterangan Sersan Detektif Carole Williams, Kopral James Dunsby, salah satu korban mengalami kegagalan banyak organ. Identitas dua korban lain yang meninggal adalah Edward Maher dan Craig Roberts.Pada 2013, sebanyak tiga kandidat yang mengikuti latihan seleksi pasukan khusus Inggris SAS di Brecon Beacons, Wales selatan, meninggal dunia. Ketiganya menjalani ujian berat di suhu 30 derajat Celsius.

Mengutip BBC, ketiga orang ini meninggal setelah menjalani latihan sejauh 26 kilometer di Brecon Beacons pada Juli 2013. Dalam latihan ini, mereka harus membawa beban seberat 27kg dan menyelesaikan medan berat dalam waktu delapan jam.

Di 2015, koroner Louise Hunt menyimpulkan ‘kesalahan serius’ telah dilakukan orang-orang yang berhubungan dengan perencanaan dan eksekusi ujian SAS yang menewaskan ketiga orang tersebut. Ketiganya mengalami penyakit panas yang fatal, sebagaimana dilansir The Guardian.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengklaim mereka telah membuat perubahan akibat tragedi ini dan akan melakukan apapun untuk mencegah kejadian yang sama terulang.

Kopral Joshua Hoole ambruk saat melakukan latihan di lintasan sejauh 26km dengan membawa beban seberat 25kg, kala suhu saat itu mencapai 30 derajat Celsius.Namun pada 19 Juli 2016, hampir setahun setelah pernyataan koroner tersebut, kasus kematian prajurit calon anggota AS terjadi lagi di area Wales Selatan pada hari yang panas.

Mungkin awalnya, cuaca panas tak harus disalahkan dari masalah ini. Penyelidik militer menyimpulkan Hoole meninggal bukan karena cuaca panas, tetapi karena sindrom kematian aritmia mendadak.

Namun, ayah Hoole meragukan pernyataan itu. Ia juga memercayai ada kegagalan organisasi dalam melaksanakan latihan tersebut. Ia berhasil mengajukan pemeriksaan lengkap dan terperinci terkait hal ini.

Kopral Anasa Matau dalam laporan The Guardian menggambarkan ia seperti diterpa panas dan kelelahan. Selama pemeriksaan, diketahui bahwa dari 41 kopral yang mengikuti tes kebugaran tahunan (AFT) hari itu, hanya 24 orang yang berhasil menyelesaikan tes. Orang-orang yang gagal di rute yang sama di tahun sebelumnya mencapai 3 persen.

“Tubuh saya panas, saya merasakan endapat asin di sekitar mulut dan tangan saya, dan saya pikir saya merasa dehidrasi,” cerita Matau.

Matau kemudian dibawa ke rumah sakit dan disebut bisa mati bila ia tak segera berhenti.

AFT yang dilakukan Hoole harusnya dimulai pada pukul 11 siang, tetapi dilaksanakan pada pukul 7 pagi karena ada dugaan cuaca panas. Penyelidik memercayai suhu saat latihan dilakukan mencapai lebih dari 20 derajat Celsius, tanda di mana latihan seperti itu tak boleh dilakukan.

Profesor George Havenith, pakar stres panas dari Universitas Loughborough mengatakan Hoole mungkin akan hidup jika latihan ini tak dilakukan atau dihentikan setengah jam sebelum ia pingsan.

Selain itu, Havenith menilai perencanaan yang tak memadai untuk perawatan korban menyebabkan kematian tiga kandidat SAS pada 2013 lalu. Ia juga mengatakan ketiganya mungkin akan selamat jika berhenti di pos pemeriksaan terakhir.

Havenith juga menuturkan, orang-orang yang bertanggung jawab atas latihan ini seharusnya tidak mengandalkan pembacaan WBGT, mengingat alat itu diposisikan di gedung pusat kebugaran.

WBGT merupakan termometer yang bisa membaca beberapa elemen seperti panas, kelembaban, dan angin.

Selain itu, instruktur yang bertanggung jawab atas WBGT saat Hoole meninggal dunia mengatakan mereka tak mendapatkan latihan untuk menggunakan alat itu selama setidaknya sepuluh tahun.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan dinilai sangat ingin menutupi hubungan antara kematian kandidat SAS dan Hoole. Ahli jantung militer, Mayor Andrew Cox, mengatakan dia tidak percaya panas merupakan faktor penyebab resmi kematian Hoole.

Di sisi lain, seorang kapten yang menandatangani penilaian risiko untuk AFT mengatakan dia telah membaca dokumen penting yang disebut JSP 539. Dokumen ini berkaitan dengan penyakit iklim. Namun, ia mengaku tidak dilatih untuk menafsirkannya.

Dilansir dari laman: cnnindonesia. com

Related posts