News  

Hujan Sanksi Makin Deras, Prospek Ekonomi Rusia Makin ‘Berkabut’

Ketahanan ekonomi Rusia selama setahun terakhir mengejutkan banyak pengamat. Pasalnya Moskow berhasil beradaptasi dengan hujan sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya terkait agresi Rusia di Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin rapat Dewan Keamanan melalui konferensi video di Moskow, 5 April 2023. (Kremlin via AP)
Bendera Rusia berkibar dengan latar belakang Menara Spasskaya Kremlin Moskow di Rusia 27 Februari 2019. (Foto: REUTERS/Maxim Shemetov)

Bendera Rusia berkibar dengan latar belakang Menara Spasskaya Kremlin Moskow di Rusia 27 Februari 2019. (Foto: REUTERS/Maxim Shemetov)

Lebih dari setahun setelah serangan Moskow di Ukraina, Rusia menjadi semakin bergantung pada ekspor energi ke Asia dan semakin tertinggal di banyak sektor bernilai tinggi. Eksodus ratusan ribu orang Rusia dan gerakan mobilisasi wajib militer Kremlin menyebabkan negara itu kekurangan tenaga kerja.

Sergei Tsyplakov, seorang profesor di Sekolah Tinggi Ekonomi Moskow, memperingatkan bahwa perubahan poros Kremlin yang kini mengarah kepada China dan India tidak dapat menyelesaikan semua masalah.

“Meski ekonomi Rusia tidak langsung runtuh setelah pengenaan sanksi, situasinya tetap sulit,” katanya.

Banyak ekonom memperkirakan prospek ekonomi Rusia akan semakin gelap dalam beberapa bulan mendatang.

Seorang polisi Rusia berdiri di depan cabang Bank Raiffeisen di Moskow, Rusia, 27 Februari 2016. (Foto: REUTERS/Maxim Shemetov)

Seorang polisi Rusia berdiri di depan cabang Bank Raiffeisen di Moskow, Rusia, 27 Februari 2016. (Foto: REUTERS/Maxim Shemetov)

Dubien memperkirakan Putin mampu membiayai serangan di Ukraina selama “tiga hingga empat tahun” lagi. Namun ia memperingatkan bahwa ekonomi Rusia akan menghadapi kemunduran lebih lanjut selama bertahun-tahun.

Sumber: www.voaindonesia.com