News  

Minyak dan Gas Tidak Perlu Dihujat

Pendiri mobil listrik Tesla, Elon Musk, mengatakan industri minyak dan gas tidak perlu dihujat dalam jangka menengah. Meski demikian Musk juga menekankan pentingnya upaya untuk mengurangi emisi karbon untuk melestarikan planet ini.

“Ketakutan akan perubahan iklim dibesar-besarkan dalam jangka pendek,” ujar Musk pada Sabtu (16/12) berbicara pada pertemuan politik sayap kanan yang diselenggarakan oleh partai Brothers of Italy pimpinan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Ia menambahkan gerakan lingkungan mungkin telah terlalu jauh, menyebabkan orang kehilangan keyakinan terhadap masa depan.

Pada KTT iklim COP28 pada bulan ini, perwakilan dari hampir 200 negara sepakat untuk mulai mengurangi konsumsi bahan bakar fosil global untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim, yang menandakan berakhirnya era minyak.

Musk mengatakan dia menganggap dirinya seorang aktivis lingkungan dan menambahkan bahwa dalam jangka panjang, industri harus mengurangi miliaran ton karbon yang mereka ambil dari Bumi dan dilepaskan ke atmosfer melalui pembakaran bahan bakar fosil.

“Kita tidak perlu menghujat minyak dan gas dalam jangka menengah,” tambahnya.

Ketika ditanya apakah perusahaannya akan berinvestasi di Italia, Musk mengatakan dia khawatir dengan menurunnya angka kelahiran di negara tersebut.

“Saya pikir Italia adalah tempat yang bagus untuk berinvestasi, namun saya ingin menekankan bahwa saya khawatir dengan tingkat kelahiran yang rendah. Jika angkatan kerja menurun, lalu siapa yang akan bekerja di negara ini?” katanya.

Dia menyerukan Pemerintah Italia untuk menciptakan insentif bagi keluarga-keluarga agar memiliki lebih banyak anak, dan menambahkan bahwa suatu negara tidak bisa hanya mengandalkan arus imigrasi untuk mengisi kesenjangan tersebut.

Italia telah mengalokasikan sekitar 1 miliar euro ($1,09 miliar) dalam anggaran tahun depan untuk mengatasi krisis demografi negara tersebut. Angka kelahiran di Italia pada tahun lalu turun selama 14 tahun berturut-turut dan merupakan yang terendah sejak penyatuan negara itu pada 1861. [ah/ft]

Sumber: www.voaindonesia.com