News  

Larangan Ekspor BBM Rusia akan Dicabut Minggu Depan

Pemerintah Rusia menginformasikan sejumlah produsen BBM di negaranya untuk mempersiapkan penghapusan semua pembatasan terhadap ekspor solar dan bensin, tiga sejumlah sumber industri mengatakan kepada Reuters pada Kamis (9/11).

Rusia, eksportir bahan bakar diesel terbesar di dunia, memberlakukan larangan ekspor bahan bakar pada 21 September untuk mengatasi tingginya harga BBM dalam negeri dan kekurangan pasokan.

Pemerintah melonggarkan pembatasan pada 6 Oktober, mengizinkan ekspor solar melalui pipa, tetapi tetap mempertahankan langkah-langkah ekspor bensin. Pasokan bensin ke luar negeri melalui truk dan kereta api juga dilarang.

Menteri Energi Nikolai Shulginov pada Rabu mengatakan bahwa Rusia sedang mempertimbangkan untuk mencabut larangan ekspor beberapa jenis BBM.

“Mereka mengatakan kepada produsen bahwa ekspor akan dibuka mulai minggu depan,” kata sumber perusahaan minyak Rusia yang tidak ingin disebutkan namanya karena sensitivitas keputusan tersebut.

Sumber industri lainnya mengatakan larangan tersebut akan dicabut minggu depan.

“Mereka berjanji akan mencabut larangan ekspor minggu depan. Terkait janji tersebut, kami telah menyusun jadwal ekspor dan rencana pengilangannya,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya itu.

Kementerian Energi Rusia tidak segera membalas permintaan komentar.

Diesel adalah ekspor produk minyak terbesar Rusia, sekitar 35 juta metrik ton pada tahun lalu. Hampir tiga perempatnya diangkut melalui pipa. Rusia juga mengekspor 4,8 juta ton bensin pada 2022.

Sumber perusahaan lainnya mengatakan bahwa kelebihan BBM muncul karena pembatasan tersebut.

“Sekarang sedang turun, kami tidak bisa menjual sebanyak itu di pasar domestik,” ujarnya.

Para pejabat mengatakan larangan tersebut akan dicabut setelah pasar domestik stabil. Para analis memperkirakan pembatasan tersebut akan dihapuskan setelah selesainya musim panen gandum baru-baru ini.

Wakil Perdana Menteri Alexander Novak pada Minggu mengatakan bahwa Rusia akan melanjutkan pengurangan pasokan sukarela tambahan sebesar 300.000 barel per hari dari ekspor minyak mentah dan produk minyak bumi hingga akhir Desember, seperti yang diumumkan sebelumnya. [ah/ft]

Sumber: www.voaindonesia.com